Al Kautsar itu Telaga, Sungai, Kebaikan atau Nikmat yang Banyak ?

Al Kautsar adalah sebuah surat terpendek, namun memiliki banyak keutamaan. Surat Al Kautsar disebut surat paling pendek baik dari jumlah ayat maupun hurufnya. Terdiri dari 3 ayat, ayat pertama terdiri dari 3 kalimat (kata) 16 huruf, ayat kedua terdiri dari 3 kalimat (kata) 12 huruf, dan ayat ketiga terdiri dari 4 kalimat (kata) 15 huruf. Sehingga keseluruhan surat ke-108 ini memiliki 3 ayat, 10 kata (kalimat) dan 43 huruf.

Dan Al Kautsar disebutkan dalam ayat pertama. Berkaitan defenisi Al kautsar, para ulama berbeda pendapat dan disebutkan ahli tafsir setidaknya terdapat 16 penafsiran. Namun berdasarkanketerbatasan penulis setidaknya ada 4 penafsiran yang berbeda tentang Al Kautsar yaitu telaga, sungai, dan kebaikan serta nikmat yang banyak. Jika “nikmat yang banyak” dapat kita jumpai pada terjemaah ayat yang pertama. 

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. (Qs. 108:1)

Sedangkan Alkautsar ditafsirkan sebagai telaga, sungai dan kebaikan berangkat dari hadits shahih yang sama yaitu shahih Bukhori. Dan bahkan ketiganya disebutkan dalam nomor yang berurutan. Alkautsar ditafsirkan sebagai telaga disebutkan dalam nomor 4582, sungai dinyatakan pada shahih bukhari nomor 4583, dan sedangkan kebaikan disebutkan pada nomor 4584. 
  1. dari Anas radliallahu 'anhu, Ia berkata: Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam mengalami peristiwa Mi'raj ke langit, beliau pun bersabda: "Aku mendatangi telaga, pada kedua tepinya terdapat Qubah berongga yang terbuat dari mutiara. Maka aku pun bertanya, 'Apa ini wahai Jibril? ' Ia menjawab, 'Ini adalah Al Kautsar.'" Shahih Bukhari 4582
  2. dari Aisyah radliallahu 'anha. Aku pernah bertanya kepadanya tentang firman Allah Ta'ala, "INNAA A'THAINAAKAL KAUTSAR." Maka Aisyah pun menjawab, "Itu adalah sungai yang telah diberikan kepada Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa sallam. Kedua tepinya terdapat mutiara yang berlubang. Bejana-bejana sejumlah bintang di langit. Shahih Bukhari 4583 
  3. dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma, bahwa ia berkata terkait dengan firman Allah: "AL KAUTSAR." Ia menjelaskan, "Itu adalah kebaikan yang diberikan Allah kepadanya." Shahih Bukhari 4584 

Wajar jika kemudian dapat memunculkan beragam perbedaan pendapat. Jika hanya dalil-dalil ini saja yang digunakan masing-masing pendapat, maka diyakini akan tetap terpelihara perbedaan makna Al Kautsar. 

Padahal jika kita perhatikan beberapa hadits lainnya, perbedaan tersebut dapat dipersatukan. Bahwa tafsiran Al kautsar yang bermakna telaga, sungai atau kebaikan memiliki hubungan makna yang dekat dan saling melengkapi.

Dalam Hadits yang bersumber dari anas bin Malik disebutkan hubungan sungai dengan telaga

عَنْ أَنَسٍ قَالَ
بَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ بَيْنَ أَظْهُرِنَا إِذْ أَغْفَى إِغْفَاءَةً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ مُتَبَسِّمًا فَقُلْنَا مَا أَضْحَكَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ آنِفًا سُورَةٌ فَقَرَأَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
{ إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ }
ثُمَّ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا الْكَوْثَرُ فَقُلْنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ نَهْرٌ وَعَدَنِيهِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْهِ خَيْرٌ كَثِيرٌ هُوَ حَوْضٌ تَرِدُ عَلَيْهِ أُمَّتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ آنِيَتُهُ عَدَدُ النُّجُومِ فَيُخْتَلَجُ الْعَبْدُ مِنْهُمْ فَأَقُولُ رَبِّ إِنَّهُ مِنْ أُمَّتِي فَيَقُولُ مَا تَدْرِي مَا أَحْدَثَتْ بَعْدَكَ
dari Anas dia berkata: "Pada suatu hari ketika Rasulullah di antara kami, tiba-tiba beliau tertidur, kemudian mengangkat kepalanya dalam keadaan tersenyum, maka kami bertanya, 'Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasulullah? ' Beliau menjawab, 'Baru saja diturunkan kepadaku suatu surat, lalu beliau membaca, 'Bismillahirrahmanirrahim, Inna A'thainaka al-Kautsar Fashalli Lirabbika Wanhar, Inna Syani'aka Huwa al-Abtar, ' kemudian beliau berkata: 'Apakah kalian tahu, apakah al-Kautsar itu? ' Kami menjawab, 'Allah dan RasulNya lebih tahu.' Beliau bersabda, 'Ia adalah sungai yang dijanjikan oleh Rabbku kepadaku. Padanya terdapat kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang umatku menemuiku pada hari kiamat, wadahnya sebanyak jumlah bintang, lalu seorang hamba dari umatku terhalang darinya, maka aku berkata: 'Wahai Rabbku, sesungguhnya dia termasuk umatku', maka Allah berkata: 'Kamu tidak tahu sesuatu yang terjadi setelah (meninggalmu) '." Shahih Muslim 607
Dan hadits lain disebutkan hubungan antara telaga dan sungai
dari Tsauban bahw Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya aku kelak akan berada di telagaku untuk memberi minum kepada orang-orang baik. Lalu aku akan pukulkan tongkatku, sehingga air telaga memancar kepada mereka." Seseorang bertanya kepada beliau tentang luas telaga itu, maka beliau menjawab: 'Luasnya antara tempat dudukku sampai ke Amman.' Lalu seseorang bertanya tentang airnya, maka beliau menjawab: 'Airnya lebih putih dari pada susu, dan lebih manis dari pada madu. Di dalamnya ada dua saluran yang memancarkan air dari surga. Satu saluran terbuat dari emas dan yang satu lagi terbuat dari perak. (Shahih Muslim 4256)
Al Kautsar itu Telaga, Sungai, Kebaikan atau Nikmat yang Banyak ?

Dari uraian diatas terlihat bahwa empat perbedaan pendapat tentang makna Al kautsar diatas mempunyai hubungan keterkaitan makna. Alkautsar yang dimaknai baik sebagai telaga, sungai, kebaikan maupun sebagai nikmat yang banyak dapat dipadukan dalam kesatuan makna. Bahwa Al Kautsar adalah Telaga tempat berkumpulnya umat dan nabinya di Hari Kiamat yang sumber airnya berasal dari sungai di surga. Hal ini dinyatakan bahwa didalam telaga terdapat dua saluran, yang satu terbuat dari emas dan yang satunya lagi terbuat dari perak. Dan Telaga ini merupakan nikmat atau kebaikan yang banyak yang dijanjikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. 

Dan ternyata telaga Al Kautsar yang disiapkan untuk Nabi SAW tersebut, sumber air sungainya telah disebutkan Allah dalam Surat Muhammad 

مَّثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ فِيهَا أَنْهَارٌ مِّن مَّاءٍ غَيْرِ آسِنٍ وَأَنْهَارٌ مِّن لَّبَنٍ لَّمْ يَتَغَيَّرْ طَعْمُهُ وَأَنْهَارٌ مِّنْ خَمْرٍ لَّذَّةٍ لِّلشَّارِبِينَ وَأَنْهَارٌ مِّنْ عَسَلٍ مُّصَفًّى ۖ وَلَهُمْ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَمَغْفِرَةٌ مِّن رَّبِّهِمْ ۖ كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya? (QS. 47:15)
Dari ayat diatas disebutkan bahwa di surga terdapat sungai-sungai yang dua diantara sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya dan sungai-sungai dari madu yang disaring. Hal ini tentu sejalan atau berkiatan dengan erat dengan ciri-ciri air dalam telaga. Di telaga Nabi 'Airnya lebih putih dari pada susu, dan lebih manis dari pada madu. 

Subhanallah. Telaga yang dijanjikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW dalam surat Al Kautsar ternyata sumber airnya telah disebutkan Allah dalam surat Muhammad. Indahnya Alquran.

Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang dapat berkumpul bersama di telaganya Rasulullah SAW. Dapat minum dari airnya yang Lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, baunya lebih harum dari minyak kesturi. Sehingga kita tidak akan haus dan wajah tidak akan menghitam hingga masuk surga (musnad ahmad 18966)
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar