Hati-hati beramal dengan doa akhir dan awal tahun Hijriah


Menjelang Awal Tahun Baru Hijriah banyak beredar amalan berupa doa akhir tahun dan awal tahun Hijriah. Masing-masing dibaca sebanyak tiga kali.

Doa akhir tahun dibaca pada ashar sebelum magrib hari terkahir dzulhijjah. Doa memiliki fadilah akan diampunkan Allah dosa setahun orang yang membacanya.Jika doa ini dibaca maka syaitan akan berkata : "Kesusahan bagiku dan sia-sialah pekerjaanku menggoda anak Adam pada setahun ini dan Allah binasakan aku satu saat jua."

Sedangkan Doa Awal tahun  dibaca setelah magrib tanggal 1 Muharram (1 Syuro). Jika dibaca maka syaitan akan berkata:"telah amanlah anak adam ini daripada godaan pada tahun ini karena Allah telah mewakilkan dua malaikat memeliharanya daripada fitnah syaitan".

amalan ini memang tidak dijelaskan dalil-dalil sebagai dasarnya baik alquran maupun hadits.oleh karenanya perlu berhati-hati dengan amalan doa akhir dan awal tahun. Ada beberapa yang perlu menjadi catatan yaitu :

1) Tidak ada yang salah dengan berdoa. Kapan dan dimanapun kita dapat berdoa baik sesuai dengan bacaan dari alquran hadits ataupun doa dari para ulama ataupun doa dengan bahasa sendiri.

2) Namun doa ini termasuk amalan yang khusus sehingga perlu adanya dalil yang tegas. Khusus dari segi Waktu membaca menggiring pada magrib sebagai pergantian hari. Sementara pergantian hari tersebut termasuk bertasyabbuh kepada kaum yahudi. Dalil tentang pergantian hari lebih kuat menyatakan subuh sebagai sebagai awal hari.lihat Kalender Islam Bersatu Tahun 1440 H dan Muharram

3) Fadillah dihapusnya dosa selama setahun dan terlepasnya dari godaan syetan selama setahun bagi orang yang membacanya tentu pernyataan yang harus didukung dalil alquran atau hadits yang tegas. Karena Hak untuk menghapus dosa seseorang hanyalah milik Allah.

Tentunya telah jelas amalan dan ibadah seorang muslim.Tidaklah pantas seorang muslim menjalankan ibadah diluar daripada yang telah diturunkan ataupun hanya mengikuti kebiasaan nenek moyang yang tidak memiliki dalil.

  وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ (١٧٠)
dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi Kami hanya mengikuti apa yang telah Kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?". (QS. Al Baqarah 170)

dan amalan doa ini dilakukan dengan keyakinan fadillahnya tersebut sementara dalilnya tidak ada, maka tentunya hal ini adalah bentuk kekejian terhadap Allah yang disebutkan dalam ayat sebelumnya
إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (١٦٩)
Sesungguhnya (syaitan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al Baqarah 169)

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar