Tersesat di Jalan yang Lurus catatan ILC dan Buku Jejak Perjalanan Akhirat

Dalam sebuah acara televisi Indonesia Lawyer Club atau ILC terungkap kalimat Tersesat di Jalan yang Lurus. Kalimat tersebut dilontarkan Sdr. Kapitra sebagai sebutan kepada Sdr. Egi Sudjana yang sebelumnya menudingnya termasuk tersesat. Bahasan tulisan ini hanya menyentuh pada kalimat tersesat dijalan lurus? Tidak menyangkutkan materi ILC dan yang mereka perdebatkan. 
kalimat Tersesat di Jalan yang Lurus. Kalimat tersebut dilontarkan Sdr. Kapitra

Kenapa tertarik dengan kalimat Tersesat di Jalan yang Lurus? 

Kebetulan saya baru menyelesaikan buku jejak perjalanan Akhirat dan Syafa’at, akan tetapi didalamnya tidak terdapat kalimat atau terminologi “tersesat di jalan yang lurus”. Dan pembahasan dibuku juga lebih menyampaikan dengan kalimat atau terminologi “tersesat dari jalan yang lurus”. 

Tentu jelas bedanya antara “tersesat di jalan yang lurus” dengan “tersesat dari jalan yang lurus”. 

Karenanya Saya coba kembali alquran dan hadits mencari terminologi “tersesat di Jalan lurus” 

ÙˆَØ¥ِÙ†َّ الَّØ°ِينَ لا ÙŠُؤْÙ…ِÙ†ُونَ بِالآخِرَØ©ِ عَÙ†ِ الصِّرَاطِ Ù„َÙ†َاكِبُونَ (٧٤) 
dan Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat benar-benar menyimpang dari jalan (yang lurus). (Al Mukminuun ayat 74) 

Karena tidak terdapat dalil yang memadai tentang “tersesat di jalan yang lurus”, saya coba beberapa tulisan yang mengupas tentang “tersesat di jalan yang lurus”. Dari beberapa tulisan terlihat bahwa orang yang dianggap tersesat di jalan yang lurus adalah mereka yang berhasil meskipun pekerjaannya tidak sesuai dengan pendidikannya atau perkuliahannya. Contohnya tamatan kesehatan sukses manajemen perusahaan, tamatan kesehatan sukses di wiraswasta ataupun tamatan sarjana hukum sukses sebagai kontraktor sipil. Atau justeru saya sendiri justeru terkena terminologi dimkasud karena tamatan pemerintahan namun tulisannya banyak tentang agama dan 3 buku pertama juga tentang agama. dan dapat dikatakan “tersesat di jalan yang lurus” adalah mereka yang sukses lompat pagar. 

Namun topik pembicaraan berkaiatan tentang Islam tentu kita mengambil sesuai dengan dalil dan tuntunan agama. dan sementara dalam buku Jejak Perjalanan Akhirat, terpisah terminologi antara orang-orang yang tersesat dengan jalan yang lurus yaitu 

Orang-orang yang tersesat yaitu 
1) terminologi untuk orang-orang yang menyimpang dari jalan yang lurus 
2) kelompok manusia yang paling tinggi penyimpangannya, sama seperti kedudukan musyrik. Penyimpangan lebih tinggi diatas orang-orang kafir dan fasik. 
3) kelompok pertama yang dipimpin fir’aun memasuki neraka tanpa melewati jalan yang lurus. Mereka menempuh jalan yang gelap, berliku dan licin di bawah sirath. 
orang-orang yang beriman terbagi atas sembilan (9) kelompok yang berbeda-beda sesuai tingkat kecepatannya melewati jalan lurus


Jalan Lurus yaitu 
1) Jalan untuk mereka yang diberi nikmat, bukan jalan orang yang dimurkai dan bukan pula jalan orang tersesat. Dan secara garis besar terbagi atas dua yaitu orang-orang beriman dan orang-orang munafik. 
2) Dan orang-orang yang beriman terbagi atas sembilan (9) kelompok yang berbeda-beda sesuai tingkat kecepatannya melewati jalan lurus (sirathal mustaqim) yaitu kelompok pertama adalah mereka yang termasuk penghuni surga tanpa dihisab, kelompok kedua hingga kelima adalah mereka yang masuk surga dengan hisab yang ringan dan kelompok keenam hingga sembilan adalah mereka yang memasuki surga dengan syafaat. 
3) Dan sedangkan orang-orang munafik adalah mereka yang tidak dapat melintasi jalan yang lurus karena cahayanya dimatikan hingga mereka jatuh ke dalam neraka. 


Dari uraian di atas terlihat bahwa terpisah antara terminologi terminologi antara orang-orang yang tersesat dengan jalan yang lurus. Jikapun terdapat kelompok-kelompok dijalan lurus, hal tersebut bertingkat sesuai dengan tingkat ibadah yang mereka lakukan. Sementara orang-orang munafik tidak dapat menyebrangi jalan lurus karena mereka jatuh diperjalanan. Mungkinkan inikan yang dimaksud dengan te terminologi “tersesat di jalan yang lurus” Allahu a’lam, hanya Allah yang Tahu dan diri mereka sendiri. 

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar