4 Sikap Mukmin Terhadap Datangnya Hari Kiamat


Hari Kiamat tentunya sangat dahsyat, namun tidak perlu berlebihan menyikapi datangnya hari kiamat.

Banyak tanda-tanda terjadinya hari kiamat yang mengganbarkan dahsyatnya hari itu. Oleh karenanya bahasan datangnya hari kiamat cukup penting. Bahkan  ada juga ulama yang telah memprediksi kiamat sudah dekat. Namun kekhawatiran terhadap datangnya hari kiamat tidak perlu disikapi berlebihan.

Setidaknya ada 4 sikap mukmin yang perlu diperhatikan yaitu

1. Tetap selalu berbuat kebaikan dan amal shaleh sekalipun tiba hari kiamat

Sebagaimana Nabi berpesan untuk menanam kurba jika memiliki bibit sekalipun hari itu hari kiamat.
dari Anas bin Malik berkata:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ قَامَتْ عَلَى أَحَدِكُمْ الْقِيَامَةُ وَفِي يَدِهِ فَسْلَةٌ فَلْيَغْرِسْهَا
Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda, "Jika tiba hari kiamat sedang pada tangan dari kalian bibit pohon kurma maka tanamlah". Musnad Ahmad 12435

Disamping itu kiamat hanya terjadi pada orang-orang yang jahat
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا تَزَالُ عِصَابَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى أَمْرِ اللَّهِ قَاهِرِينَ لِعَدُوِّهِمْ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَالَفَهُمْ حَتَّى تَأْتِيَهُمْ السَّاعَةُ وَهُمْ عَلَى ذَلِكَ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ أَجَلْ ثُمَّ يَبْعَثُ اللَّهُ رِيحًا كَرِيحِ الْمِسْكِ مَسُّهَا مَسُّ الْحَرِيرِ فَلَا تَتْرُكُ نَفْسًا فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ حَبَّةٍ مِنْ الْإِيمَانِ إِلَّا قَبَضَتْهُ ثُمَّ يَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ عَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Akan senantiasa ada dari umatku satu kelompok yang berperang di atas perkara Allah, mereka mengalahkan musuh-musuh mereka, dan orang-orang yang menyelisihi mereka tidak akan dapat membahayakan mereka sedikitpun hingga datang hari kiamat sedangkan mereka masih dalam keadaan seperti itu."
Abdullah pun menimpali, "Benar." Kemudian Allah mengirim sebuah angin yang baunya seperti bau misk dan lembutnya seperti lembut sutera, tidaklah ia melewati seseorang yang di dalam hatinya terdapat keimanan meskipun hanya seberat biji benih, kecuali ia pasti akan diwafatkannya. Maka tinggallah orang-orang jahat saja, lalu terjadilah hari kiamat." Shahih Muslim 3550

Datangnya angin yang mematikan umat mukmin juga merupakan tanda datangnya hari kiamat.

 dari 'Ayyasy bin Abu Rab'iah berkata:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ تَخْرُجُ رِيحٌ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ تُقْبَضُ فِيهَا أَرْوَاحُ كُلِّ مُؤْمِنٍ
saya telah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Diantara tanda-tanda Kiamat adalah akan keluar angin yang mencabut ruh setiap mukmin." Musnad Ahmad 14916

2. Tidak Meremehkan Hari Kiamat
Jika pada poin sebelum perlunya sikap umat yang tidak berlebihan terhadap hari kiamat, maka pada poin ini justeru tidak pula boleh meremehkannya.

Bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam jika  menyebutkan Hari Kiamat, memerahlahlah wajah dan kedua pipinya, dan meninggi suaranya dan Beliau menampakkan kemarahannya seperti seorang komandan yang sedang memberikan perintah kepada pasukannya.
dari Jabir berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُومُ فَيَخْطُبُ فَيَحْمَدُ اللَّهَ وَيُثْنِي عَلَيْهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ وَيَقُولُ مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ إِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكَانَ إِذَا ذَكَرَ السَّاعَةَ احْمَرَّتْ وَجْنَتَاهُ وَعَلَا صَوْتُهُ وَاشْتَدَّ غَضَبُهُ كَأَنَّهُ مُنْذِرُ جَيْشٍ صَبَّحَكُمْ مَسَّاكُمْ مَنْ تَرَكَ مَالًا فَلِلْوَرَثَةِ وَمَنْ تَرَكَ ضَيَاعًا أَوْ دَيْنًا فَعَلَيَّ وَإِلَيَّ وَأَنَا وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berdiri dan berkhutbah, beliau memuji Alloh sesuai dengan hak-Nya. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang disesatkan maka tidak ada yang memberinya petunjuk.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitab Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah hal yang baru, setiap hal yang baru adalah bid'ah".
Beliau jika menyebutkan Hari Kiamat, memerahlahlah wajah dan kedua pipinya, dan meninggi suaranya. Beliau menampakkan kemarahannya seperti seorang komandan yang sedang memberikan perintah kepada pasukannya. Jagalah kalian pada pagi hari dan sore hari. Siapa yang meninggalkan harta maka itu menjadi hak ahli warisnya, siapa yang meninggalkan dloya' (anak atau keluarga) atau hutang maka menjadi hakku dan juga tanggunganku. Saya adalah wali (penolong dan teman dekat) orang-orang mukmin. Musnad Ahmad 14455

3. Saling Memperingatkan sesama umat tentang Fitnah Dajjal

Bahwa fitnah Dajjal adalah terbesar dalam kehidupan manusia oleh karena para Nabi selalu mengingatkan umatnya. Termasuk Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga mengingatkan umatnya. Dan tentunya sebagai umat beliau kita juga perlu untuk saling mengingatkan sesama umat tentang fitnah dajjal.

dari Jabir bin Abdillah RAa berkata:
أَشْرَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى فَلَقٍ مِنْ أَفْلَاقِ الْحَرَّةِ وَنَحْنُ مَعَهُ فَقَالَ نِعْمَتِ الْأَرْضُ الْمَدِينَةُ إِذَا خَرَجَ الدَّجَّالُ عَلَى كُلِّ نَقْبٍ مِنْ أَنْقَابِهَا مَلَكٌ لَا يَدْخُلُهَا فَإِذَا كَانَ كَذَلِكَ رَجَفَتْ الْمَدِينَةُ بِأَهْلِهَا ثَلَاثَ رَجَفَاتٍ لَا يَبْقَى مُنَافِقٌ وَلَا مُنَافِقَةٌ إِلَّا خَرَجَ إِلَيْهِ وَأَكْثَرُ يَعْنِي مَنْ يَخْرُجُ إِلَيْهِ النِّسَاءُ وَذَلِكَ يَوْمُ التَّخْلِيصِ وَذَلِكَ يَوْمَ تَنْفِي الْمَدِينَةُ الْخَبَثَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ يَكُونُ مَعَهُ سَبْعُونَ أَلْفًا مِنْ الْيَهُودِ عَلَى كُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ سَاجٌ وَسَيْفٌ مُحَلًّى فَتُضْرَبُ رَقَبَتُهُ بِهَذَا الضَّرْبِ الَّذِي عِنْدَ مُجْتَمَعِ السُّيُولِ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا كَانَتْ فِتْنَةٌ وَلَا تَكُونُ حَتَّى تَقُومَ السَّاعَةُ أَكْبَرَ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ وَلَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ حَذَّرَ أُمَّتَهُ وَلَأُخْبِرَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مَا أَخْبَرَهُ نَبِيٌّ أُمَّتَهُ قَبْلِي ثُمَّ وَضَعَ يَدَهُ عَلَى عَيْنِهِ ثُمَّ قَالَ أَشْهَدُ أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendaki celah bukit dari perbukitan Al Harroh dan kami bersamanya. (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) bersabda: "Sebaik-baik bumi adalah Madinah, jika Dajjal keluar melalui jalan di antara bukit-bukit yang ada, terdapat Malaikat". (Dajjal) tidak bisa memasukinya. Maka jika keadaan sudah seperti itu, maka di Madinah dan penduduknya akan digoncang dengan tiga goncangan. Tidak tersisa seorang munafiq pun baik laki-laki maupun wanita, melainkan mereka akan keluar menuju Dajjal. Kebanyakan -yaitu yang keluar kepada DajjAl adalah kaum wanita dan itulah hari pembersihan. Hari ketika itu Madinah dihilangkan dari kotoran sebagaimana besi yang dibersihkan dari karatnya. Bersama Dajjal tujuh puluh ribu orang Yahudi, setiap orang mengenakan busur dan pedang yang dihias, maka lehernya dipenggal dengan penggalan seperti pada genangan air, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak ada fitnah, -dan tidak akan terjadi Hari Kiamat- yang lebih besar dari Fitnah Dajjal, dan tak ada seorang Nabipun melainkan dia memperingatkan umatnya, dan saya pasti akan memberitahukan kalian seperti apa yang telah diberitahukan para Nabi sebelumku pada umatnya". Lalu (Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam) meletakkan tangannya di atas matanya, bersabda: "Saya bersaksi Allah Azzawajalla tidaklah buta sebelah". Musnad Ahmad 13598

dari Ibnu Umar berkata:
قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللَّهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ إِنِّي لَأُنْذِرُكُمُوهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا وَقَدْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ وَلَقَدْ أَنْذَرَ نُوحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنِّي سَأَقُولُ لَكُمْ فِيهِ قَوْلًا لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَإِنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ
قَالَ الزُّهْرِيُّ وَأَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيُّ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ بَعْضُ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَئِذٍ لِلنَّاسِ وَهُوَ يُحَذِّرُهُمْ فِتْنَتَهُ تَعْلَمُونَ أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ حَتَّى يَمُوتَ وَإِنَّهُ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ك ف ر يَقْرَؤُهُ مَنْ كَرِهَ عَمَلَهُ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam berdiri ditengah-tengah orang, beliau memuji Allah selayaknya, setelah itu beliau menyebut Dajjal, beliau bersabda: " aku mengingatkan kalian padanya, tidak ada seorang nabi pun melainkan pasti mengingatkan kaumnya dan Nuh telah mengingatkan kaumnya, tapi aku akan menuturkan suatu sabda pada kalian yang belum pernah diucapkan oleh seorang nabi pun kepada kaumnya, kalian mengetahui bahwa ia (Dajjal) buta sebelah mata dan tidak buta sebelah mata." Berkata Az Zuhri: Telah mengkhabarkan kepadaku Umar bin Tsabit Al Anshari bahwa ia diberitahu oleh seorang sahabat nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam, nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda saat itu, beliau mengingatkan mereka pada fitnahnya: "Kalian tahu bahwa tidak ada seorang pun diantara kalian melihat Rabbnya hingga meninggal dan diantara kedua matanya (Dajjal) tertulis K A F I R yang bisa dibaca oleh orang yang membenci perbuatannya." Sunan Tirmidzi 2161

Agar terpelihara dari kejahatan Dajjal
dari Abu Darda`
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ حَفِظَ عَشْرَ آيَاتٍ مِنْ أَوَّلِ سُورَةِ الْكَهْف عُصِمَ مِنْ الدَّجَّالِ
bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Siapa yang menghafal sepuluh ayat dari awal surat Al Kahfi, maka ia akan terpelihara dari (kejahatan) Dajjall." Shahih Muslim 1342


4. Amalan untuk Ketenangan Diri dari Dahsyatnya Hari Kiamat

Ucapan menenangkan diri ketakutan dahsyatnya Hari kiamat, disebutkan dari Ibnu Abbas mengenai firman Allah bahwa
{ فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ }
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدْ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ يَسَّمَّعُ مَتَى يُؤْمَرُ فَيَنْفُخُ فَقَالَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ كَيْفَ نَقُولُ قَالَ قُولُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا
'Apabila ditiup sangkakala.' (QS. ALmudatstsir 8), Ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Bagaimana aku merasa tenang sementara sang pemegang tanduk (sangkakala) telah menelan tanduk (sangkakala) dan memiringkan dahinya, ia akan mendengar kapan pun diperintahkan?" maka para sahabat Muhammad berkata: Bagaimana kami mengucapkan?
Beliau menjawab: "Ucapkanlah, 'HASBUNALLAHU WA NI'MAL WAKIL 'ALALLAHI TAWAKKALNA' (Cukuplah Allah sebagai penolong kami dan Dialah sebaik-baik penolong dan kepada Allahlah kami bertawakal." Musnad Ahmad 2853

Sejalan dengan itu hadits dari Abu Sa'id bahwa
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ كَيْفَ أَنْعَمُ وَقَدْ الْتَقَمَ صَاحِبُ الْقَرْنِ الْقَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْظُرُ مَتَى يُؤْمَرُ قَالَ الْمُسْلِمُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَمَا نَقُولُ قَالَ قُولُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ عَلَى اللَّهِ تَوَكَّلْنَا
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Bagaimana aku merasa nyaman sedangkan yang membawa sangkakala telah siap meniupnya, mengerutkan dahinya dan menyiapkan telinganya menunggu kapan ia diperintahkan, " kaum muslimin bertanya, "Wahai Rasulullah, lalu apa yang harus kami katakan?" beliau bersabda: "Katakanlah: HASBUNAALLAHU WA NI'MAL WAKIIL 'ALALLAHI TAWAKKALNAA (cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pelindung, kepada Allah lah kami bertawakkal)." Musnad Ahmad 10614
 
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar