Ditengah wabah virus corona, ada yang berbeda dalam ibadah umat islam. Shalat berjamaah dianjurkan dirumah dan shalat jumat dganti dengan shalat dzuhur. Masjid masjid di negara negara islam termasuk sebagian di Indonesia, azannya juga berbeda dengan hari biasa. Ada Kalimat shallu fii buyutikum atau shallu fi rihalikum yang dikumandangkan. Kalimat tersebut menggantikan kalimat hayya Ala shallah dan juga yang menambahkannya setelah hayya ala falah.
Hal ini dibolehkan dalam keadaan darurat, ketika kondisi cuaca atau wilayah tidak memungkinkan untuk kemasjid dan atau ke masjid. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melakukan ini ketika hujan gerimis saat diperjalanan, beliau memerintahkan muadzin mengumandangkan adzan yang disebutkan shallu fi rihalikum agar pasukan umat shalat ditenda masing-masing.Lalu ibnu abbas juga pernah melakukan yang sama ketika hujan deras saat hari jum’at. Beliau memerintah bilal untuk mengumandangkan adzan yang disebutkan shallu bi buyutikum.
Bagaimana nilainya shalatnya? Sama dengan seperti biasa. Bagi yang biasa berjama’ah tidak bisa berjamaah maka nilainya sama seperti ketika dia berjama’ah. Begitu juga dengan jumat, ketika ia tidak bisa shalat jum’at karena terhalang, maka ia akan mendapatkan pahala shalat jum’at sebagaimana biasa. Jadi dengan dalil-dalil ini akan menggugurkan dalildalil tentang keutamaan dan ancaman tentang shalat dalam keadaan normal.
Para ulama dunia seperti arab, mesir, turki, kuwait, Malaysia, brunei dan termasuk MUI telah mengeluarkan fatwa bahwa untuk wilayah yang tidak terkendali agar shalatdirumah dan shalat jumat diganti dengan shalat zuhur.
Namun dimedia online tetap berseliweran yang pro dan kontra dan bermunculan dalil-dalil yang seakan-akan bertentangan dengan apa telah ditetapkan para ulama. Tidak jarang kebohongan dilakukan untuk mendapatkan fakta dan ucapan dari tokoh islam untuk mendukung pemikiran dan pendapatnya. Padahal tidak ada yang bertentangan dengan dalil tersebut, karena para ulama mengambil dalil dalam keadaan darurat sehingga menentang dalil-dalil yang digunakan bagi yang tetap bertahan agar tetap shalat berjamaah dimasjid dan jumatan.
Dan faktanya membuat agak sedih karena dibeberapa negara serta beberapa propinsi di Indonesia penularan corona dimulai dan diperbesar umat memilih bertahan untuk tetap kemasjid. Namun kita tidak boleh sedih sebab orang beriman tidak perlu sedih dan khawatir dalam itu sudah bagian dari takdir.
فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ (٣٨)
Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al baqarah 38)
Takdir itu juga kita yang memilih sebagai kalifah umar ibnu Khattab menghindari wabah dengan perumpamaan berada di dua lembah yang kering dan subur. Dan beliau memilih membawa untanya kelembah yang subur.
Dan pada kesempatan ini ada yang perlu juga kita fahami bahwa dengan perintah adzan shallu fii buyutikum, itu sudah termasuk mensucikan masjid. Menjaga agar masjid bersih dari kotoran umat yahudi atau umat terdahulu. Ini disebutkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dari riwayat usamah bin zaid.
Kotornya virus corona ini dapat kita lihat dari asalmula munculnya corona yaitu dari pasar hewan wuhan yang terkenal dengan joroknya segala hewan diperjualbelikan untuk dimakan bahkan yang tidak masuk akal untuk dimakan tersedia disana. berita galamedia dan aceh online
Pasarnya sendiri sudah seburuk buruk tempat apalagi yang diperjualbelikan itu tentu tidak pantas virus itu masuk ke masjid.
Pasarnya sendiri sudah seburuk buruk tempat apalagi yang diperjualbelikan itu tentu tidak pantas virus itu masuk ke masjid.
Abu Hurairah berkata
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَحَبُّ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا وَأَبْغَضُ الْبِلَادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Lokasi yang paling Allah cintai adalah masjid, dan Lokasi yang paling Allah benci adalah pasar." Shahih Muslim 1076
Nabi melarang orang yang memakan bawang merah dan putih untuk mendekati masjid. Jika karena baunya saja orang yang makan bawang dilarang mendekati masjid apalagi masuk masjid.
قَالَ فِي غَزْوَةِ خَيْبَرَ مَنْ أَكَلَ مِنْ هَذِهِ الشَّجَرَةِ يَعْنِي الثُّومَ فَلَا يَقْرَبَنَّ مَسْجِدَنَا
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda saat terjadinya perang Khaibar: "Barangsiapa memakan dari pohon ini, yaitu bawang putih, maka jangan sekali-kali dia mendekati masjid kami." Shahih Bukhari 806
Bagaimana dengan orang yang membawa virus corona?
tentu sangat dilarang untuk mendekati masjid karena selain membawa kotoran mke masjid dia juga berpotensi menularkan virus coronanya. Dan itu juga dapat berakibat pada kematian bagi orang yang terkena virus tersebut. dan MUI memang telah mengharamkan orang yang sakit kena virus corona untuk ke masjid.
Akan tetapi virus corona ini cukup unik. Virus ini bisa menyerang seseorang tanpa disadari karena badannya yang sehat. Selama 14 hari mungkin ia tidak merasakan apa-apa bahkan jika imun tubuhnya kuat virusnya bisa dikalahnya. Namun sepanjang 14 hari itu pula ia bisa menularkan kepada orang lain. Dan orang yang lain yang tertular virus ini menjadi jalan baginya menuju kematian.
Gak apa-apa, tertular atau tidak tertular itu kehendak Allah. kalau sudah izin Allah mati ya mati!
Benar memang, semua yang bernyawa akan mati, itu pasti. Kalau memang izin allah tentu diatas tempat tidurpun kita bisa mati. Tapi jangan lupa bahwa kebaikan dan kejahatan dimuka bumi terjadi juga karena izin allah. Jadi kita mau berbuat kebaikan atau kejahatan itu juga atas izin Allah. Tinggal kita memilih beramal shaleh atau beramal keburukan.
Kembali topik bahwa Shallu fii buyutium shalatlah dirumah kalian adalah bentuk mensucikan Masjid ditengah wabah. Ini berarti BKM, imam, nazir dan bilal melakukan pencegahan masuknya kotoran corona masuk ke dalam masjid. Karena kita tidak dapat menjamin jamaah yang masuk kemasjid tidak membawa virus corona. Terlebih belum ada alat untuk mendeteksi seseorang terinfeksi corona atau tidak. Alat test cepat yang digunakan saat ini adalah rapid test, itupun masih butuh waktu dan akurasinya masih 30%. Dan Informasi alat dari turki hanya dengan ludah dan butuh dan buatan anak indonesia
Wilayah kami khan masih bebas corona? Tidak ada jaminan, bisa saja orang jauh sedang lewat atau tamu keluarga kampung itu sedang berkunjung dan singgah untuk sahlat dan itu tidak bisa kita hindari.
Semoga virus segera diangkat Allah sehingga ramadhan, idul fitri atau idul adha tidak terganggu.
Posting Komentar
Posting Komentar