Dalam tulisan sebelumnya telah disampaikan bahwa membunuh satu orang manusia seperti membunuh seluruh manusia dan memelihara satu manusia seperti memelihara seluruh manusia. Hal ini tentu menjadikan kita bertanya benarkah prilaku teroris beradasarkan ajaran Islam? Pantaskah teroris yang menghalalkan nyawa manusia yang tidak bersalah, disebut sebagai ajaran islam.
Pada kesempatan ini disampaikan bahwa bagaimana Islam memberikan sanksi yang tegas kepada orang yang membunuh mukmin baik sengaja maupun tidak sengaja. Jika tanpa sengaja membunuh maka ia hendaklah dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya. Hal ini disebutkan dalam Surat An Nisaa’
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah... (QS. 4:92)
Sedangkan dalam ayat selanjutnya dijelaskan balasan yang akan diterima bagi orang yang membunuh mukmin dengan sengaja. Yaitu kekal di dalam neraka Jahannam serta mendapatkan kemurkaan dan kutukan dari Allah serta disediakan baginya azab yang besar. Hal ini dinyatakan sebagai berikut :
وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (QS. 4: 93)
Hal ini juga ditegaskan dalam hadits yang terkait dari bahwa:
1. Setiap dosa masih mungkin diampuni oleh Allah kecuali seseorang yang meninggal dalam keadaan musyrik, atau seorang mukmin yang membunuh mukmin lainnya dengan sengaja
2. Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan dhalim, maka Allah tidak akan menerima taubat atau ibadah sunnahnya
3. Seorang mukmin akan senantiasa dalam keshalihan selama ia tidak terlumuri darah yang haram (membunuh), jika berlumuran maka ia telah terjerumus dalam kehancuran
Adapun penegasan tersebut dapat dilihat dalam hadits sebagaimana berikut :
سنن ابي داوود ٣٧٢٤: حدثنا مومل بن الفضل الحراني حدثنا محمد بن شعيب عن خالد بن دهقان قال
كنا في غزوة القسطنطينية بذلقية فاقبل رجل من اهل فلسطين من اشرافهم وخيارهم يعرفون ذلك له يقال له هاني بن كلثوم بن شريك الكناني فسلم على عبد الله بن ابي زكريا وكان يعرف له حقه قال لنا خالد فحدثنا عبد الله بن ابي زكريا قال سمعت ام الدرداء تقول سمعت ابا الدرداء يقول
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول كل ذنب عسى الله ان يغفره الا من مات مشركا او مومن قتل مومنا متعمدا
فقال هاني بن كلثوم سمعت محمود بن الربيع يحدث عن عبادة بن الصامت انه سمعه يحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم انه قال من قتل مومنا فاعتبط بقتله لم يقبل الله منه صرفا ولا عدلا قال لنا خالد ثم حدثني ابن ابي زكريا عن ام الدرداء عن ابي الدرداء ان رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا يزال المومن معنقا صالحا ما لم يصب دما حراما فاذا اصاب دما حراما بلح وحدث هاني بن كلثوم عن محمود بن الربيع عن عبادة بن الصامت عن رسول الله صلى الله عليه وسلم مثله سواء حدثنا عبد الرحمن بن عمرو عن محمد بن مبارك حدثنا صدقة بن خالد او غيره قال قال خالد بن دهقان سالت يحيى بن يحيى الغساني عن قوله اعتبط بقتله قال الذين يقاتلون في الفتنة فيقتل احدهم فيرى انه على هدى لا يستغفر الله يعني من ذلك قال ابو داود فاعتبط يصب دمه صبا
Telah menceritakan kepada kami Muammal Ibnul Fadhl Al Harrani berkata: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Syu'aib dari Khalid bin Dihqan ia berkata:
"Saat kami sedang berada dalam peperangan Qastantiniyah di daerah Dzuluqyah, Maka datanglah seorang laki-laki terpandang dan paling baik dari penduduk Palestina, orang-orang biasa memanggilnya dengan nama Hani bin Kultsum bin Syarik Al Kinani, datang seraya mengucapkan salam kepada Abullah bin Abu Zakariya. Orang yang tahu akan kedudukannya -Hani-. lalu Khalid berkata kepada kami: Abdullah bin Abu Zakariya telah menceritakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Ummu Darda berkata: Aku mendengar Abu Darda berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Setiap dosa masih mungkin diampuni oleh Allah kecuali seseorang yang meninggal dalam keadaan musyrik, atau seorang mukmin yang membunuh mukmin lainnya dengan sengaja." Hani bin Kultsum berkata: "Aku mendengar Mahmud bin Ar Rabi' menceritakan dari Ubadah bin Ash Shamit, Bahwasanya ia pernah mendengarnya menceritakan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan dhalim, maka Allah tidak akan menerima taubat atau ibadah sunnahnya." Khalid lantas berkata lagi kepada kami: Ibnu Abu Zakariya menceritakan kepadaku dari Ummu Darda, dari Abu Darda, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda: "Seorang mukmin akan senantiasa dalam keshalihan selama ia tidak terlumuri darah yang haram (membunuh), jika berlumuran maka ia telah terjerumus dalam kehancuran." Hani bin Kultsum juga menceritakan dari Mahmud bin Ar Rabi', dari Ubadah bin Ash Shamit, dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, persis sebagaimana hadits tersebut.
Telah menceritakan kepada kami 'Abdurrahman bin Amru dari Muhammad bin Mubarak berkata: telah menceritakan kepada kami Shadaqah bin Khalid atau selainnya, ia berkata: Khalid bin Dihqan berkata: Aku bertanya kepada Yahya bin Yahya Al Ghassani tentang sabda beliau: "Membunuhnya dengan dhalim" ia menjawab: "(Yaitu) orang-orang yang saling bunuh dalam fitnah hingga salah seorang dari mereka terbunuh, namun ia melihat bahwa dirinya di atas petunjuk dan tidak meminta ampun kepada Allah -yaitu dari dosa membunuh tersebut-."
Abu Dawud berkata: "Makna kata I'tabatha adalah menumpahkan darah." (Sunan Abu Daud 3724)
مسند احمد ١٦٣٠٢: حدثنا صفوان بن عيسى قال اخبرنا ثور بن يزيد عن ابي عون عن ابي ادريس قال سمعت معاوية وكان قليل الحديث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال
سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو يقول كل ذنب عسى الله ان يغفره الا الرجل يموت كافرا او الرجل يقتل مومنا متعمدا
Telah menceritakan kepada kami Shafwan bin Isa berkata: telah Mengabarkan kepada kami Tsaur bin Yazid dari Abu Aun dari Abu Idris berkata: saya mendengar Mu'awiyah -dan dia jarang menyampaikan hadis dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata--, saya mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Semua dosa akan diampuni oleh Allah kecuali seorang laki-laki yang meninggal dalam keadaan kafir atau seorang laki-laki yang membunuh mukmin lainnya dengan sengaja." (Musnad Ahmad 16302)
Dari Penjelasan di atas, jelas bahwa Prilaku teroris yang membunuh mukmin mempunyai konsekuensi tegas dalam Islam baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karenanya tidaklah pantas jika ajaran islam dianggap membenarkan ajaran teroris untuk membunuh jiwa lain khususnya mukmin. Terelbih sesama mukmin adalah bersaudara.
Dan mencintai saudaranya sebagai ia mencintai dirinya sendiri adalah tanda kesempurnaan iman seorang mukmin. sebagaimana disebutkan sebagai berikut :
سنن النسايي ٤٩٥٣: اخبرنا سويد بن نصر قال انبانا عبد الله عن شعبة عن قتادة عن انس بن مالك
ان النبي صلى الله عليه وسلم قال لا يومن احدكم حتى يحب لاخيه ما يحب لنفسه
قال القاضي يعني ابن الكسار سمعت عبد الصمد البخاري يقول حفص بن عمر الذي يروي عن عبد الرحمن بن مهدي لا اعرفه الا ان يكون سقط الواو من حفص بن عمرو الربالي المشهور بالرواية عن البصريين وهو ثقة ذكره في هذا الخبر في حديث منصور بن سعد في باب صفة المسلم سمعته يقول لا اعلم روى حديث انس بن مالك المرفوع امرت ان اقاتل الناس بزيادة قوله واستقبلوا قبلتنا واكلوا ذبيحتنا وصلوا صلاتنا عن حميد الطويل الا عبد الله بن المبارك ويحيى بن ايوب البصري وهو في هذا الجزء في باب ما يقاتل الناس
Telah mengkhabarkan kepada kami Suwaid bin Nashr, dia berkata: telah memberitakan kepada kami Abdullah dari Syu'bah dari Qatadah dari Anas bin Malik bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak sempurna keimanan salah seorang di antara kalian hingga dia mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri." Al Qadhi yaitu Ibnu Al Kassar berkata: "Saya mendengar Abdush Shamad Al Bukhari berkata: Hafsh bin Umar lah yang meriwayatkan dari Abdur Rahman bin Mahdi saya tidak mengenalnya, kecuali jika huruf wawunya dihilangkan dari (nama) Hafsh bin ' 'Amru Ar Rabali yang dikenal meriwayatkan dari orang-orang Bashrah, ia adalah orang yang tsiqah. Ia menyebutkan mengenai kabar ini dalam hadits Manshur bin Sa'd pada Bab sifat seorang muslim, saya mendengarnya berkata: "Saya tidak mengetahui ada yang meriwayatkan hadits Anas bin Malik yang marfu' yaitu: "Saya diperintahkan untukmemerangi manusia... dengan tambahan: menghadap kiblat kami, memakan sembelihan kami dan melakukan shalat seperti shalat kami dari Humaid Ath Thawil selain Abdullah bin Al Mubarak dan Yahya bin Ayyub Al Bashri dan hadits ini dalam juz ini, dalam bab 'apa yang memerangi manusia'. (Sunan Nasa'i 4953)
Semoga bermanfaat
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
Tulisan terkait
Posting Komentar
Posting Komentar