Mohon maaf jika tulisan ini bukan ditujukan untuk para jomblo. Namun memang khusus untuk para sahabat yang sudah berkeluarga. Bil khusus lagi untuk sahabat Pria yang diatas usia 40 tahun.
Kenapa kog dibatasi? Karena tidak dapat dipungkiri ada penurunan stamina untuk kita yang sudah berusia 40 tahun, berbeda dengan umur dibawahnya. Sampai-sampai ada anekdot analoginya, yang mungkin ada sudah mendengarnya.
Bahwa pria atau laki-laki diibaratkan pesawat. Umur 20-30 tahunan seperti pesawat tempur, kapan ada lawan langsung menyerang dan tembak . Masuk 40 an seperti pesawat pembom, intai dulu baru 2x seminggu ngebom. Masuk 50 an kaya pesawat pengintai. Mengintai terus kerjanya, nembaknya sekali 2x sebulan. Dan umur 60 tahun udah kaya Pesawat Hercules. Suaranya aja yang besar, tapi gak nembak-nembak. Hehe.. kreatif jokenya.
Memang banyak hal yang mempengaruhi stamina laki-laki. Termasuk suasana rumah dan hubungan suami isteri turut mempengaruhi pikiran dan stamina pria. Sementara stamina dan pikiran seperti dua sisi koin yang saling mempengaruhi. Stamina yang menurun dapat menyebabkan stress, dan pikiran yang stress juga mempengaruhi stamina.
Dan tidak heran jika laki-laki diusia 40 tahunan keatas mulai melirik suplemen tambahan untuk menambah stamina. Namun hal itu bukan tanpa resiko, karena bahaya lain yang mengancam karena kekuatan dibangun secara instan. Tidak sedikit yang harus berujung pada kematian.
Begitu juga ada yang mulai mengeluti hobi baru dengan olah raga untuk menjaga kebugaran. Untuk yang hobi olahraga tidak persoalan. Beda dengan yang motivasinya naik turun, dan pemilihan olah raganya tidak seimbang. Memang secara kesehatan olahraga itu baik, namun jikatidak disesuaikan dengan usia tentu hasilnya akan berbanding terbalik. Bukannya menjadikan sehat, justeru malah sakit.
Oleh karenanya disini akan disampaikan bagaimana memodifikasi dua kebiasaan yang menurunkan stamina, kita modifikasi sehingga stamina jadi meningkat.
Kenapa kita sebut modifikasi kebiasaan? Karena memulai kebiasaan baru atau menghentikan kebiasaan lama adalah pekerjaan yang sulit. Makanya kita lakukan dengan modifikasi. Contohnya seperti diatas, stamina turun sehingga kita mulai rajin berolahraga. Namun dasar gak hobi, olahraganya pun tergantung suasana hati, kapan bisa lihat hasilnya.
Oleh karenanya kita barengi dengan memodif kebiasaan yang tidak mungkin tidak dilakukan. yaitu kebiasaan merokok bagi perokok dan kebiasaan kencing berdiri. Kebiasaan merokok bagi para perokok tentunya sulit dihentikan, walaupun informasinya dapat menyebabkan impotensi. (lebih suka dengan kalimat menurunkan stamina). Demikian juga tidak mungkin kita dapat menghentikan kebiasaan buang air kecil (kencing). Kencing berdiri dapat menyebabkan permasalahan prostat. 50% laki-laki Indonesia umur 50 tahun keatas mengalami masalah prostat. Dan kencing berdiri sendiri memang diyakini dapat menurunkan stamina laki-laki.
Oleh karenanya cara meningkatkan stamina ini cukup dilakukan dengan modifikasi kebiasaan. Walaupun cuma modifikasi kebiasaan bukan berarti tidak maksimal, bahkan hasilnya bisa double attack. Keuntungan berganda didapatkan dengan memodifikasi dua kebiasaan kita yaitu :
- Kebiasan mulut digunakan untuk merokok dimodif dengan bersiwak. Merokok dapat menurunkan stamina, bersiwak justeru dapat meningkatkan stamina. Lihat tulisan Mungkinkah Indonesia Negara Keempat yangmelarang kencing berdiri ?
- Kencing dengan berdiri dapat menurunkan stamina laki-laki dimodif dengan jongkok atau duduk justeru dapat meningkatkan stamina. Lihat tulisan Stop Merokok dan Vape dengan Siwak
Oleh karena yang membaca juga ikut para jomblo atau yang belum menikah, maka perlu ditambahkan catatan yaitu :
- Dua kebiasaan ini termasuk sunnah Nabi SAW, maka dianjurkan sekali untuk dilakukan. Disamping mendapatkan ganjalan pahala karena menjalankan sunnah, Insya Allah nikmat kesehatan juga dapat diraih.
- Namun stamina yang meningkat harus disalurkan melalui sunnah bersegera menikah. Jika belum dapat menikah dapat melalui kegiatan olahraga atau kegiatan positif lainnya.
Dan tulisan ini bukanlah dibuat oleh ahli kesehatan atau dokter, namun hanya dari seorang praktisi. oleh karena itu anda dapat berkonsultasi juga dengan dokter yang anda percayai.
Posting Komentar
Posting Komentar