Keutamaan Allah Tertawa (2) Karena Sepotong Roti Suami Istri Masuk Surga Tanpa Hisab

Dikisahkan sepasang Suami isteri yang beruntung karena telah membuat Allah tertawa. Amalan yang mereka lakukan adalah memuliakan tamu Rasulullah SAW hanya dengan sepotong roti.
Keutamaan Allah Tertawa (1) Karena Sepotong Roti Suami Istri Masuk Surga Tanpa Hisab

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
أَنَّ رَجُلًا أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ إِلَى نِسَائِهِ فَقُلْنَ مَا مَعَنَا إِلَّا الْمَاءُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يَضُمُّ أَوْ يُضِيفُ هَذَا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ أَنَا فَانْطَلَقَ بِهِ إِلَى امْرَأَتِهِ فَقَالَ أَكْرِمِي ضَيْفَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ مَا عِنْدَنَا إِلَّا قُوتُ صِبْيَانِي فَقَالَ هَيِّئِي طَعَامَكِ وَأَصْبِحِي سِرَاجَكِ وَنَوِّمِي صِبْيَانَكِ إِذَا أَرَادُوا عَشَاءً فَهَيَّأَتْ طَعَامَهَا وَأَصْبَحَتْ سِرَاجَهَا وَنَوَّمَتْ صِبْيَانَهَا ثُمَّ قَامَتْ كَأَنَّهَا تُصْلِحُ سِرَاجَهَا فَأَطْفَأَتْهُ فَجَعَلَا يُرِيَانِهِ أَنَّهُمَا يَأْكُلَانِ فَبَاتَا طَاوِيَيْنِ فَلَمَّا أَصْبَحَ غَدَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ ضَحِكَ اللَّهُ اللَّيْلَةَ أَوْ عَجِبَ مِنْ فَعَالِكُمَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ
{ وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمْ الْمُفْلِحُونَ }


dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam lalu beliau datangi istri-istri beliau. Para istri beliau berkata: "Kami tidak punya apa-apa selain air". Maka kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepada orang banyak: "Siapakah yang mau mengajak atau menjamu orang ini?". Maka seorang laki-laki dari Anshar berkata: "Aku". Sahabat Anshar itu pulang bersama laki-laki tadi menemui istrinya lalu berkata: "Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ini". Istrinya berkata: "Kita tidak memiliki apa-apa kecuali sepotong roti untuk anakku". Sahabat Anshar itu berkata: Suguhkanlah makanan kamu itu lalu matikanlah lampu dan tidurkanlah anakmu". Ketika mereka hendak menikmati makan malam, maka istrinya menyuguhkan makanan itu lalu mematikan lampu dan menidurkan anaknya kemudian dia berdiri seakan hendak memperbaiki lampunya, lalu dimatikannya kembali. Suami- istri hanya menggerak-gerakkan mulutnya (seperti mengunyah sesuatu) seolah keduanya ikut menikmati hidangan. Kemudian keduanya tidur dalam keadaan lapar karena tidak makan malam. Ketika pagi harinya, pasangan suami istri itu menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Maka beliau berkata: "Malam ini Allah tertawa atau terkagum-kagum karena perbuatan kalian berdua". Maka kemudian Allah menurunkan firman-Nya dalam QS al-Hasyr ayat 9 yang artinya: ("Dan mereka lebih mengutamakan orang lain (Muhajirin) dari pada diri mereka sendiri sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung"). Shahih Bukhari 3514

Begitu beruntungnya sepasang suami dari kaum anshar dalam hadits ini. Kisah mereka menjadi sebab atu asbabun nuzul turun alquran yaitu surat Al Hasyr ayat 9. Padahal hanya dengan bermodalkan sepotong roti. Demikian besar keutamaan memuliakan tamu hingga membuat Allah Allah da menjadikan mereka penduduk Surga tanpa Hisab. Lihat tulisann Keutamaan Membuat Allah tertawa (1) Tidak di Hisab Akhirat
Dan memang memuliakan tamu adalah akhlak muslim. Inilah yang dicontohkan oleh para Nabi-nabi terdahulu. Diantaranya dapat disebutkan yaitu Nabi Ibrahim AS, Nabi Luth AS, Nabi Yusuf AS dan lainnya

Dalam Alquran dijelaskan nabi Ibrahim didatangi tamu yang tidak dikenalnya namun santun. Namun Nabi ibrahim begitu memuliakan tamunya dan menjamunya dengan sebaik-baiknya. 

فَرَاغَ إِلَىٰ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ
Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (QS. 51:26)

Begitunya juga bagaimana Nabi Luth yang takut tidak memuliakan tamunya. Padahal tamu tersebut juga tidak dikenalnya. Bahkan beliau mengikhlaskan putri-putri untuk dinikahkan dengan mereka, asalkan mereka tidak mengganggu tamunya. Namun karena kaumnya memang lebih menyukai sesama jenis,mereka menolaknya. Hingga turun adzab pada kaum Nabi Luth AS.

وَجَاءَهُ قَوْمُهُ يُهْرَعُونَ إِلَيْهِ وَمِن قَبْلُ كَانُوا يَعْمَلُونَ السَّيِّئَاتِ ۚ قَالَ يَا قَوْمِ هَٰؤُلَاءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطْهَرُ لَكُمْ ۖ فَاتَّقُوا اللَّهَ وَلَا تُخْزُونِ فِي ضَيْفِي ۖ أَلَيْسَ مِنكُمْ رَجُلٌ رَّشِيدٌ
Dan datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata: "Hai kaumku, inilah puteri-puteriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" (QS. 11:78)
Demikian juga Nabi Yusuf AS yang menegaskan bahwa ia adalah orang sebaik-baik penerima tamu.

وَلَمَّا جَهَّزَهُم بِجَهَازِهِمْ قَالَ ائْتُونِي بِأَخٍ لَّكُم مِّنْ أَبِيكُمْ ۚ أَلَا تَرَوْنَ أَنِّي أُوفِي الْكَيْلَ وَأَنَا خَيْرُ الْمُنزِلِينَ
Dan tatkala Yusuf menyiapkan untuk mereka bahan makanannya, ia berkata: "Bawalah kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? (QS. 12:59)
Semoga kisah-kisah ini dalam menginspirasi kita bagaimana memuliakan tamu. Sehingga dapat menjadi penduduk surga tanpa dihisab terlebih dahulu. Aamiin Ya Rabb
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar