Memahami Syafa’at (bag.1) seperti Jaminan Kesehatan BPJS

Syafa’at secara bahasa dapat bermakna menggenapkan sesuatu. Dan secara makna syafa’at dapat berarti pertolongan seseorang kepada orang yang membutuhkannya. Syafaat atau pertolongan dapat diberikan di kehidupan dunia maupun akhirat. 

Dalam perkembangannya syafa’at identik dengan pertolongan hari akhirat. Syafa’at juga mengerucut pada syafa’at yang dimiliki Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menolong umatnya agar dapat masuk surga. 

Sesungguhnya syafa’at itu hanya milik Allah. Atas izinNya yang dapat memberikan syafa’at dan yang mendapatkan syafa’at. 

Allah menegaskan bahwa atas izinNya syafa’at diberikan 

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْشِ يُدَبِّرُ الأمْرَ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلا مِنْ بَعْدِ إِذْنِهِ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ أَفَلا تَذَكَّرُونَ (٣) 
Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, Maka sembahlah Dia. Maka Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus ayat 3) 

Dan Allah pemilik syafa’at yang menentukan siapa yang berhak mendapatkannya. 

وَأَنْذِرْ بِهِ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْ يُحْشَرُوا إِلَى رَبِّهِمْ لَيْسَ لَهُمْ مِنْ دُونِهِ وَلِيٌّ وَلا شَفِيعٌ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (٥١) 
dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedang bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafa'atpun selain daripada Allah, agar mereka bertakwa. (QS. Al An’am ayat 51) 
Bahwa Rasulullah memiliki kemulian yang diberikan keutamaan berupa syafa’at yang tidak dimiliki oleh para mahluk dan para Nabi lainnya. 

Namun kedudukan syafa’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang mulia bukan berarti tujuan yang paling utama bagi seorang muslim. Karena dengan mengharapkan sepenuhnya kepada syafa’at berarti kita harus siap dengan penderitaan hari kiamat dan terlebih dahulu masuk negara sebelum masuk surga. 

Untuk memahami syafa’at secara sederhana dapat kita analogikan dengan BPJS Kesehatan. Jaminan kesehatan yang dikelola pemerintah, dimana sifatnya gotongroyong sehingga tidak ada pengembalian dana premi yang dibayar jika anggotanya tidak pernah sakit. 

Syafa’at adalah hak orang mengucapkan La ilaha illallah dan seringmengucapkan shalalawat kepada Nabi. Demikian juga BPJS Kesehatan diberikan kepada orang terdaftar dan membayar preminya. Namun persoalannya, adakah yang mau mendapatkan dana dari BPJS? Karena mereka yang mendapatkan dana BPJS harus sakit dulu, harus berobat dulu ke klinik, puskesmas, rumah sakit dan lainnya. 

Demikian juga orang yang mendapatkan syafa’at (pertolongan), maka mereka harus menjadi orang yang membutuh pertolongan. Baik mulai di dunia hingga akhirat pada hari kiamat yang mendapatkan syafa’at adalah mereka yang menderita di padang Mahsyar, di sirath dan masuk neraka lebih dahulu sebelum masuk surga. 

Kedudukan syafa’at ini juga dapat dilihat melalui Jawaban Rasulullah ketika Anas bin Malik radhiyallahu'anhu bermohon syafa’at, Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wasallam menjawab akan memberikan untuk mereka bukan untuk Anas bin Malik. 

dari Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: 

سَأَلْتُ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَشْفَعَ لِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ قَالَ أَنَا فَاعِلٌ بِهِمْ 
saya memohon Nabiyullah Shallallahu'alaihi wasallam untuk memberiku syafaat pada hari kiamat, Anas bin Malik radhiyallahu'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam menjawab: "saya melakukannya untuk mereka ", Musnad Ahmad 12360 

Demikian juga Ali bin Abi Thalib disebutkan tidak mengharapkan syafaat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, padahal kita mengetahui seberapa dekat beliau dengan Rasulullah. 

Dari Buraidah, ia berkata bahwa 

دَخَلَ عَلَى مُعَاوِيَةَ فَإِذَا رَجُلٌ يَتَكَلَّمُ فَقَالَ بُرَيْدَةُ يَا مُعَاوِيَةُ فَائْذَنْ لِي فِي الْكَلَامِ فَقَالَ نَعَمْ وَهُوَ يَرَى أَنَّهُ سَيَتَكَلَّمُ بِمِثْلِ مَا قَالَ الْآخَرُ فَقَالَ بُرَيْدَةُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَشْفَعَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَدَدَ مَا عَلَى الْأَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ وَمَدَرَةٍ قَالَ أَفَتَرْجُوهَا أَنْتَ يَا مُعَاوِيَةُ وَلَا يَرْجُوهَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ 
Ia bertamu ke kediaman Mu'awiyah tiba-tiba ada seseorang berbicara kemudian Buraidah berkata: Hai Mu'awiyah, izinkan aku berbicara. Mu'awiyah berkata: Silahkan. Ia menilai akan menyampaikan pembicaraan seperti yang telah disampaikan yang lainnya, kemudian Buraidah berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Aku berharap memberi syafaat pada hari kiamat sejumlah pohon dan potongan tanah liat di atas bumi." Buraidah berkata: Apa kau mengharapkannya wahai Mu'awiyah sementara 'Ali bin Abi Thalib Radliyallahu'anhu tidak mengharapnya? Musnad Ahmad 21865 
Memahami Syafa’at (bag.1) seperti Jaminan Kesehatan BPJS

Demikian sekilas mengenal syafaat dengan analogi seperti BPJS. Dan tulisan ini merupakan cuplikan dari buku Jejak Perjalanan Akhirat dan Syafa’at. Insya Allah Tulisan bersambung. 

Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar