Perang Uhud (1) Benarkah Umat Islam Kalah?

Mungkin kita sering mendengar bahwa perang uhud adalah sebuah kekalahan perang dalam sejarah perang umat islam dalam masa kenabian Rasulullah SAW. Banyak jatuh korban dipihak muslim dalam Peperangan yang berlokasi di sekitar gunung uhud dekat Madinah. Kekalahan umat islam disebabkan oleh para pemanah yang mengabaikan perintah Rasulullah. Mayoritas pemanah turun meninggalkan posnya menggambil Ghanimah rampasan perang. Hal ini yang kemudian menjadi Pasukan umat Islam kalah.
 Perang Uhud (1) Benarkah Umat Islam Kalah?

Namun jika dibaca sejarahnya kembali, muncul pertanyaan : Benarkah Umat Islam Kalah dalam Perang Uhud ? (rangkuman dari Bab Perang Uhud Buku Sirah Nabawiyah karya Syaikh Shafiiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

Setahun setelah kekalahan dalam perang badar, Pasukan Musyrik quraisy Mekkah bermaksud menyerang Madinah. Kaum Muslimin mendapat berita itu, dan menyusun strategi. Nabi SAW menerima pendapat mayoritas untuk menghadapi mereka di luar kota Madinah, bukan di dalam kota seperti pendapat Nabi. 

Dengan persiapan 1000 pasukan bergabung untuk menghadang 3000 Pasukan Quraisy di sekitar gunung uhud. Namun menjelang lokasi, 300 pasukan dibawah pimpinan Ubay bin Abdullah membelot dengan mengundur diri seperti sengaja untuk menurunkan mental pasukan umat islam. Dengan 700 Pasukan umat islam, Nabi AW mengatur strategi defensif. Dan beliau membentuk detasemen khusus pemanah berjumlah 50 orang di atas bukit rumat dengan perintah tidak meninggalkan pos bik dalam kalah atau menang. 

 Dan Peperangan uhud secara garis besar dibagi dalam 3 fase utama.

Fase pertama yakni di hari sabtu pagi. Dengan Ridha Allah, kekuatan iman para pasukan Islam serta kecerdikan Rasulullah SAW Pasukan umat Islam dapat memenangi peperangan. 10 orang pemegang bendera orang quraish mati secara begantian dan beruntun mati sampai tidak ada yang berani menegakkan bendera perang quraisy Mekkah. peperangan di beberapa titik dimenangi pasukan muslim. Dan setiap kali pasukan Kavalery Quraisy ingin merusak pasukan muslim, selalu dapat digagalkan oleh pasukan detasemen pemanah yang berada diatas bukit Rumat. Akibatnya pasukan quraisy kocar kacir dan berupaya untuk melarikan diri. Pasukan muslimpun mengejar pasukan musyrik agar mereka meletakan senjata dan dapat merampas harta.

Fase kedua. Ketika Pasukan umat Islam sudah mengumpuli harta yang ditinggalkan pasukan musyrik. Para pemanah juga tergoda untuk memuaskan nafsu dunia dengan mengabaikan perintah Rasululah SAW. 40 dari 50 pemanah turun dari bukit mengumpulkan harta, menjadikan bukit kosong dan mudah dihancurkan oleh pasukan kavaleri yang kembali memutar. 10 pemanah dibukit tidak mampu menghadapi pasukan kavaleri Quraisy. Dan habisnya pertahanan di bukit menjadikan keadaan berbalik, Pasukan Musyrik quraisy menjadi bersatu kembali dan menguasai keadaan.

Dibeberapa titik pasukan umat Islam terdesak, termasuk di kelompok kecil barisan Rasulullah SAW. Kondisi beliau cukup kritis, karena mendapat luka dibeberapa bagi tubuh termasuk pecahnya gigi seri, dan bahkan dikhabarkan telah mati terbunuh. Dan ada 70 orang pasukan umat Islam yang terbunuh, sedangkan korban di pihak musyrik ada dua riwayat yaitu 20 orang atau 37 orang mati terbunuh.

Setelah dikabarkan terbunuh, ternyata Rasulullah SAW mampu bergabung dengan pasukan besar. Pasukan umat Islam mampu membuka jalan kembali mengambil jalan kebukit, hingga mencapai tempat yang aman. Disaat ini Allah menurunkan rasa kantuk, sehingga sebagian pasukan muslim justeru dapat menentramkan hati dan beristirahat ditengah peperangan. Dan disaat yang bersamaan Peperangan terus berlangsung, pasukan quraisy yang mau naik ke bukit dapat terus dipukul turun. Sehingga pasukan quraisy menjadi ketakutan dengan patriotisme pasukan Umat Islam.

Pasukan Quraisy mengakhiri penyerangan, menganggap telah menang sebagai balasan atas kekalahan perang badar tahun sebelumnya. Abu Sufyan pimpinan pasukan quraisy berseru bahwa ada peperangan lanjutan tahun depan di tempat perang badar. Atas perintah Rasulullah Sahabat juga menyeru sepakat tentang tempat tersebut. Setelah itu Pasukan quraisy meninggalkan peperangan dan kembali ke mekkah. Setelah dipastikan bahwa mereka kembali ke Mekkah, Pasukan umat Islam menghimpun para syuhada dan menguburkannya san selanjutnya kembali ke madinah. 

Fase Ketiga : Malam Ahad, sepulang dari perang Uhud. Pasukan Umat islam tetap berjaga-jaga terhadap kemungkinan bahaya yang sewaktu-waktu dapat datang. Rasulullah berpikir bahwa pasukan quraisy tidak memperoleh apa-apa dari peperangan uhud ini baik harta rampasan maupun tawanan. Beliau Khawatir mereka akan kembali menyerang madinah. Oleh karena ahad paginya, Nabi SAW kembali mengumpulkan pasukan kembali untuk mengejar Pasukan quraisy. Pasukan yang boleh ikut hanyalah terlibat dalam perang uhud dan beberapa sahabat yang memiliki alasan yang diterima Nabi. Sedangkan Ubay bin Abdullah beserta 300 pasukannya tidak diizinkan. Dan Pasukan muslim mengejar hingga hamra’ul-asad sekitar 8 mil dari madinah.

Sementara di daerah Ar-Rauna sekitar 36 mil dari Madinah pasukan Quraisy saling ejek mereka tidak mendapatkan apa-apa. Sehingga mereka berdiskusi dan memutuskan untuk kembali menyerang Madinah, untuk mencabut umat islam hingga ke akarnya. Namun ketika akan berangkat kembali ke Madinah. Ma’bad bin Ma’bad(baru Muallaf di Hamra’ul-asad tanpa diketahui abu sufyan dan atas perintah Rasulullah untuk menyusul pasukan quraisy) mengatakan kepada Abu Sufyan bahwa Pasukan Nabi Muhammad mengejar mereka. Pasukan mereka jauh lebih banyak, dan disaran untuk tidak kembali menyerang ke madinah. 

Akhirnya Tekad Pasukan Quraisy pun melempem dan memutuskan kembali ke Mekkah. Sementara Pasukan umat Islam setelah bermarkas di hamra’ul-asad selama tiga hari juga kembali.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Umat Islam tidaklah dapat dikatakan kalah, Pasukan musyrik quraisy juga tidak dapat dikatakan menang. Jika tolok ukurnya adalah banyaknya jatuhnya korban yang terbunuh, seperti seruan abu Sufyan yang menyatakan kekalahan perang Badar telah terbalaskan. Umar Ibnu Khattab RA menjawab: “ Orang-orang kami yang terbunuh berada di Surga, sedangkan orang-orang kalian yang terbunuh di neraka.”

Dan penulis sendiri menilai bahwa 700 pasukan umat islam dapat memenangi perang uhud secara strategi dan mental atas 3000 pasukan Musyrik Quraisy. Memang fakta korban syuhada di pihak umat Islam 70 orang lebih banyak dari Korban dari quraisy yang sekitar 20 atau 37 orang. Namun faktanya juga bahwa pasukan musyrik quraisy tidak menang mutlak karena tidak mendapatkan tawanan ataupun rampasan perang. Dan kemenangan umat Islam yang telah didepan mata runtuh akibat nafsu harta duniawi detasemen pemanah.
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar