Akhir-akhir ini sering muncul slogan dan semboyan #AksiBelaIslam #AksiBelaAlquran #AksiBelaUlama #AksiBelaRohingya. Dan saat ini sedang hangat #AksiBelaPalestina karena pengakuan sepihak AS atas Jerussalem sebagai ibukota Israel. #AksiBelaPalestina menentang keputusan Presiden Donald Trump akan memindahkan kedubesnya dari ibukota Israel di Tel Aviv ke Jerussalem. #AksiBelaPalestina pun menggema di dunia termasuk di Indonesia.
Namun seperti biasa akan ada selalu pro kontra dalam setiap kegiatan. Muncul kalimat-kalimat kontra : untuk apa sibuk-sibuk bela itu ini. Untuk apa agama dibela? Untuk apa Alquran dibela? Untuk apa Islam dibela? Ada Allah yang akan menjaga Islam, agama Alquran dan lainnya.
Dan kalau kita perhatikan yang sering terlibat pro kontra ini justeru sama-sama umat islam, cuma kadang beda pilihan saja. Mudah-mudahan untuk palestina dan Jerussalem ini, masyarakat Indonesia dapat bersinergi. Hal ini karena Jerussalem ini termasuk kota suci bagi 3 agama sawami yaitu Yahudi, Nasrani dan Islam. Tentunya ketiganya tidak ingin kepentingan zionis Israel menguasai kota tersebut.
Kembali ke golnya : Apa Perlu Agama di Bela?
Kadang ada benarnya juga pernyataan-pernyataan untuk apa agama dibela, karena pasti Allah akan menjaganya. Karena setiap yang terjadi diatas bumi adalah sepengetahuan dan izinNya. Baik atau buruk agama ini juga atas sepengetahuandan izinNya.
Namun benarnya itu tidak sepenuhnya tepat. Agama memang gak perlu dibela, tapi kita yang perlu membelanya. Kog bisa ?
Coba kita lihat pernyataan ini melalui contoh saja dulu.
Kebetulan saat ini lagi musim banjir. Anda melihat ada orang yang anda kenal terseret arus. Anda memiliki kesempatan dan kemampuan untuk menolongnya. Namun anda mengambil sikap untuk membiarkannya dengan pikiran. “Airnya deras, nanti ikut pula aku hanyut.” Atau “Akh, itukan tugas tim SAR, untuk apa repot-repot. Mereka sudah digaji dari pajak kita, kog” atau banyak alasan lain dech, anda tentu dapat menambahkannya.
Kita yakin bahwa ajal di tangan Allah. Tidak ada yang tahu kapan dan dibumi mana dia meninggal.
Orang yang hanyut terbawa harus tadi, nyawanya juga ditangan Allah. Jika mati hanyut berarti memang sampai disitu ajalnya, maka ia meninggal dengan jalan tenggelam. Keberuntungan baginya meninggal dengan syahid. Dan jikalau ia masih hidup berarti ajal disitu. Dan dapat saja itu menjadi pintu keberuntungan bagi orang lain yang membantunya hingga selamat. Tentunya ganjaran pahala baginya karena telah menyelamat nyawa satu anak manusia. Pahalanya seperti memelihara kehidupan seluruh manusia.
Lalu bagaimana dengan orang cuek tadi tidak mau memberikan pertolongan? Jika orang yang hanyut tadi meninggal, maka secara tidak langsung telah turut andil membiarkan orang tersebut meninggal dunia. Berarti ada dosa disitu karena ada kesempatan ada tenaga, ada kemampuan namun di sia-siakan. Dan Jika orang yang hanyut tadi selamat dan hidup, maka ia membuang kesempatan untuk meraih pahala. Dan Jikapun karena menolong ia malah meninggal tenggelam, malah dia yang beruntung mati dengan syahid.
Itu baru contoh kecil karena menolong orang hanyut karena banjir. Tentu pahala dan dosa akan lebih berlipat jika ruang lingkupnya dalam hal membela agama, Islam Alquran dan lainnya.
Dan wujud pembelaan juga bisa beragam dan fleksibel. Bermacam cara bisa dilakukan :
- Pembelaan bisa dalam wujud Aksi secara langsung dan tentunya ini sangat baik.
- Yang punya harta bisa melalui infak dan sumbangan, dan tentunya itu juga baik.
- Gak punya uang, punyanya cuma kuota, maka dukungan melalui postingan dan komentar positif terhadap pembelaan tentunya itu sudah cukup baik.
- Kuota gak punya, pulsa habis, lewat doa dalam hatipun sudah cukup.
Berdoapun gak bisa juga..! tentunya lebih baiklah, diam.. tidak perlu bertingkah atau berkomentar negatif yang malah merendahkan perjuangan..
Jadilah cacing daripada menjadi seekor cicak ketika kobaran api mau membakar Nabi Ibrahim. Apalah arti tiupan angin dari dari mereka. Tapi Cicak telah tercatat sebagai hewan yang ikut menghembuskan angin agar api tetap menyala. Hingga kemudian ada pahala bagi orang yang membunuh cicak.
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ سَائِبَةَ مَوْلَاةِ الْفَاكِهِ بْنِ الْمُغِيرَةِ
أَنَّهَا دَخَلَتْ عَلَى عَائِشَةَ فَرَأَتْ فِي بَيْتِهَا رُمْحًا مَوْضُوعًا فَقَالَتْ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ مَا تَصْنَعِينَ بِهَذَا قَالَتْ نَقْتُلُ بِهِ هَذِهِ الْأَوْزَاغَ فَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَنَا أَنَّ إِبْرَاهِيمَ لَمَّا أُلْقِيَ فِي النَّارِ لَمْ تَكُنْ فِي الْأَرْضِ دَابَّةٌ إِلَّا أَطْفَأَتْ النَّارَ غَيْرَ الْوَزَغِ فَإِنَّهَا كَانَتْ تَنْفُخُ عَلَيْهِ فَأَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِقَتْلِهِ
Telah memberitakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah memberitakan kepada kami Yunus bin Muhammad dari Jarir bin Hazim dari Nafi' dari Sa`ibah bekas budak Al Fakih bin Al Mughirah, bahwa dia menemui Aisyah dan melihat di dalam rumahnya ada panah yang tergantung, maka ia pun bertanya, "Wahai Ummul Mukminin, apa yang kamu perbuat dengan benda ini?" Aisyah menjawab, "Untuk membunuh cicak, sebab Nabi Allah shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada kami bahwa ketika Ibrahim di lemparkan ke dalam kobaran api, tidak ada satupun dari bintang melata yang tidak berusaha mematikan api, kecuali cicak. Bahkan ia berusaha menghembuskan agar api itu tetap menyala, maka itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kami membunuhnya." Sunan Ibnu Majah 3222
Dari uraian di atas, jelaslah bahwa kita sebenarnya yang lebih perlu membela agama.
Posting Komentar
Posting Komentar