Tiga posisi (telapak) Tangan ketika Tasyahud dalam Shalat

Bagaimana posisi tangan ketika Tasyahud?

Tiga posisi (telapak) Tangan ketika Tasyahud dalam Shalat

Terdapat tiga pendapat berkaitan dengan posisi tangan ketika tasyahud yaitu 
  1. Meletakkan tangan/telapak tangan di atas paha 
  2. Meletakkan telapak tangan di atas lutut 
  3. Meletakkan telapak tangan di ujung paha atas lutut dan jari tangan menutup lutut 

Penjelasan 1) Pendapat meletakkan tangan/telapak tangan di Paha 

Tasyahud dilakukan meletakkan tangan di atas paha dengan posisi ujung jari sejajar dengan atas lutut.  Dan posisi meletakkan tangan kirinya -yakni di atas paha kirinya, disebutkan dalam hadits dari Ibnu Hujr ia berkata: 

قَدِمْتُ الْمَدِينَةَ قُلْتُ لَأَنْظُرَنَّ إِلَى صَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا جَلَسَ يَعْنِي لِلتَّشَهُّدِ افْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى يَعْنِي عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَنَصَبَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى 
"Ketika aku tiba di Madinah, aku berkata: "Sungguh, aku benar-benar akan melihat bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam shalat. Ketika duduk tasyahud beliau membentangkan kaki kirinya dan meletakkan tangan kirinya -yakni di atas paha kirinya- serta menegakkan kaki kanannya." Sunan Tirmidzi 269, Abu Isa berkata: "Hadits ini derajatnya hasan shahih. Hadits ini diamalkan oleh kebanyakan para ahli ilmu. Ini adalah pendapat Sufyan Ats Tsauri, penduduk Kufah dan bin Al Mubarak." Juga terdapat dalam Musnad Ahmad 18116 

Hal ini sejalan dengan hadits yang menyatakan bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tangan kanannya (di atas paha kanannya) dari Wa`il Al Hadlrami bahwa 

رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى فَكَبَّرَ فَرَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمَّا رَكَعَ رَفَعَ يَدَيْهِ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ رَفَعَ يَدَيْهِ وَخَوَّى فِي رُكُوعِهِ وَخَوَّى فِي سُجُودِهِ فَلَمَّا قَعَدَ يَتَشَهَّدُ وَضَعَ فَخِذَهُ الْيُمْنَى عَلَى الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى وَأَشَارَ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ وَحَلَّقَ بِالْوُسْطَى 
ia pernah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menunaikan shalat. Beliau bertakbir seraya mengangkat kedua tangannya. ketika beliau ruku', beliau kembali mengangkat kedua tangannya, demikian pula saat bangkit dari ruku'. Kemudian beliau merenggangkan di atantara kedua tangannya saat ruku' dan sujud. ketika beliau duduk tasyahud, beliau meletakkan paha kanannya di atas paha kirinya, kemudian meletakkan tangan kanannya (di atas paha kanannya) dan memberikan isyarat dengan jari telunjuk serta melingkarkan jari tengahnya. Musnad Ahmad 18121 

sedangkan telapak tangan kiri diletakkan di atas paha kiri disebutkan dari 'Abdullah bin Az Zubair bahwa 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَعَدَ فِي التَّشَهُّدِ وَضَعَ كَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى فَخِذِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِالسَّبَّابَةِ لَا يُجَاوِزُ بَصَرُهُ إِشَارَتَهُ 
Rasulullah Shalallah 'Alaihi Wa Sallam apabila duduk saat tasyahud maka beliau meletakkan telapak tangan kiri diatas paha kiri serta menunjuk dengan jari telunjuknya, dan pandangannya tidak pernah melebihi telunjuknya. Sunan Nasa'i 1258, Musnad Ahmad 15518, dan Shahih Ibnu Khuzaimah 718 

Penjelasan 2) Telapak tangan diletakkan di atas lutut 

bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tashayud dilakukan dengan meletakkan telapak tangan kanannya di atas lutut kanan dan telapak tangan kanan kiri di atas lutut kiri. Telapak tangan menutupi lutut. 

Dari Abbas bin Sahl As Sa'idi ia berkata: 

اجْتَمَعَ أَبُو حُمَيْدٍ وَأَبُو أُسَيْدٍ وَسَهْلُ بْنُ سَعْدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ فَذَكَرُوا صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو حُمَيْدٍ أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِصَلَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَلَسَ يَعْنِي لِلتَّشَهُّدِ فَافْتَرَشَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَأَقْبَلَ بِصَدْرِ الْيُمْنَى عَلَى قِبْلَتِهِ وَوَضَعَ كَفَّهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَكَفَّهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَأَشَارَ بِأُصْبُعِهِ يَعْنِي السَّبَّابَةَ 
"Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah berkumpul, mereka menyebut-nyebut tentang shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Lalu Abu Humaid berkata: "Aku adalah orang yang paling tahu tentang shalatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam daripada kalian semua. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam duduk tasyahud seraya membentangkan kaki kirinya dan menghadapkan bagian depan kaki kananya ke arah kiblat, beliau meletakkan telapak tangan kanannya di atas lutut kanan dan telapak tangan kanan kiri di atas lutut kiri. Lalu berisyarat dengan jarinya, yakni jari telunjuk." Sunan Tirmidzi 270: 

Meletakan telapak tangan di lutut juga disebutkan dari ibnu Umar bahwa 

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَعَدَ يَتَشَهَّدُ وَضَعَ يَدَهُ الْيُسْرَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُسْرَى وَوَضَعَ يَدَهُ الْيُمْنَى عَلَى رُكْبَتِهِ الْيُمْنَى وَعَقَدَ ثَلَاثًا وَخَمْسِينَ وَدَعَا 

Nabi Shallallahu'alaihi wasallam jika duduk membaca tasyahud, beliau meletakkan tangan kirinya di atas lutut kirinya, dan meletakkan tangan kanannya di atas lutut kanannya, kemudian mengikat jari tangan kanannya hingga membentuk angka lima puluh tiga, lalu beliau membaca do'a. Musnad Ahmad 5878 dan Sunan Tirmidzi 271 


Penjelasan 3) Meletakkan telapak tangan di ujung paha atas lutut dan jari tangan menutup lutut 

Pendapat ini merupakan pendapat pertengahan antara meletakan tangan di atas paha dan lutut. telapak tangan diletakkan di ujung paha di atas lutut dan jari tangan menutup lutut. Posisi telapak tangan ini merupakan lanjutan dari posisi tangan dilutut ketika rukuk 

'Abbas bin Sahl dia berkata: 

"Abu Humaid, Abu Usaid, Sahl bin Sa'd dan Muhammad bin Maslamah bermajlis dan menyebutkan tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Humaid mengatakan: "Aku adalah orang yang paling mengetahui tata cara shalat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam." lalu dia menyebutkan sebagian dari hadits ini, katanya: "Kemudian beliau ruku' dengan meletakkan kedua tangannya pada kedua lututnya seakan-akan beliau menggenggamnya, dan mengikatkan kedua tangannya seperti tali lalu merenggangkannya dari kedua lambungnya." Selanjutnya dia berkata: "kemudian beliau sujud, dengan merapatkan hidung dan dahinya (ke lantai), dan merenggangkan kedua tangannya dari kedua lambungnya serta meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan kedua pundak. Setelah itu beliau mengangkat kepalanya (duduk di antara dua sujud) sehingga tulang beliau kembali ke posisi semula, seusainya (sujud) beliau duduk iftirasy (duduk di atas kaki kiri) dengan menghadapkan punggung kaki kanan ke arah kiblat, dan meletakkan telapak tangan kanan di atas lutut kanan, dan telapak tangan kiri di atas lutut kiri, sambil menunjuk dengan jari (telunjuk) nya." Sunan Abu Daud 627 
Ketiga pilihan ini masing-masing memiliki dalil, oleh karenanya ketiga dapat dan baik untuk diamalkan. Perbedaan ini kiranya tidak menjadi persoalan yang utama hingga perdebatan. Terlebih hanya untuk membenarkan atau menyalahkan satu pilihan, ketiganya sama-sama benar. 

Perbedaan ini dapat merupakan kemudahan yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Umat dapat memilih salah satu dari ketiganya. Atau dapat juga mencoba ketiganya secara bergantian,ataupun akhirnya memutuskan menggunakan salah satunya. 

subhanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik
Bang  Afdoli
Bukan Siapa siapa bisa jadi siapa siapa untuk siapa siapa berbagi untuk kebaikan bersama

Related Posts

Posting Komentar